1.
KONSEP DASAR PENYAKIT
1.1 DEFINISI
Ca Colorectti (kanker kolorektal) atau kanker internal, lokasi yang
paling umum atau area restosigmoid, rectum dan serum. Insiden puncak kanker
kolorektal terjadi pada pasien berusia antara 50 – 60 tahun. Kanker kolon bisa dikaitkan dengan
ulteractive colitis, granutama, adenoma dengan polip (KMB 2)
1.2 ETIOLOGI
1.2.1
Diet
Pada bangsa barat angka kejadian kanker tinggi dikarenakan kebiasaan
makan makanan yang berlemak dan protein hewani, tidak mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung serat, misalnya adalah sayur-sayuran. Karena makanan berserat
bisa mencegah terkena kanker
kolorectal.
Beberapa kelompok menyerankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan
dan tinggi sayuran dan buah-buahan
Adapun makanan yang harus dihindari adalah sebagaimana tersebut di bawah
ini:a.
Daging merah
b.
Lemak hewan
c.
Makanan berlemak
d.
Daging dan ikan goreng atau panggang
Sedangkan makanan yang dapat dikonsumsi dengan baik adalah sebagaimana
tersebut di bawah ini:a.
Buah-buahan dan sayur-sayuran, khususnya Craciferous
Vegetables dari golongan kubis (misalnya: brokoli)
b.
Butir padi yang utuh.
c.
Cairan yang cukup terutama air.
1.2.2
Kelainan di kolon
a.
Adenoma di kolon (tumor jinak yang sering terdapat di kolon)
b.
Kolitis ulserativa (mempunyai resiko besar untuk terjadinya
karsinoma kolon)
1.2.3
Herediter
Hasil penelitian menunukkan anak yang berasal dari orang tua yang
menderita kanker kolorectal mempunyai frekuensi 3,5 kali lebih banyak daripada
anak-anak yang orang tuanya sehat.1.3 TANDA DAN GEJALA
- Perubahan baru dan gejala:
- Perubahan dalam frekuensi, waktu dan ukuran.
- Gajala tergantung pada lokasi tumor:
-
Anemia dan perdarahan saluran gastrointestinal
-
Nyeri abdomen
-
Penurunan berat badan
-
Kelamahan dan mual
-
Obstruksi
-
Perdarahan per rektum
-
Mukus dalam feses
-
Mual dan muntah
-
Konstipasi
-
Penurunan dalam jumlah feses
-
Darah bercampur dalam feses
-
Nyeri abdominal intermitten
-
Perdarahan per rectum
-
Diare mucus
-
Perasaan evakuasi yang tidak menyeluruh
-
Tenesmus
-
Nyeri abdominal dan punggung bawah
1.4 PATOFISIOLOGI
Pada perubahan patologi, tumor dapat terjadi di tempat yang berada di
dalam kolon mengikuti kira-kira pada bagian berikut ini (Sthrock, 1991):
- 20 % pada caecum dan colon assenden
- 10 % pada transfersum colon
- 15 % pada desending colon
- 20 % pada sigmoid colon
- 10 % pada rectum
Karsinoma kolorectal sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.
Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara
perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini penyebab dalam beberapa metode.
Tumor mungkin menyebar dalam beberapa tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut, mencapai serosa dan mesluterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada
organ yang ada di sekitarnya, kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar
atau menyebar ke limpa atau pada system sirkulasi. System sirkulasi ini
langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa, setelah sel tumor masuk pada system sirkulasi, biasanya sel bergerak
menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh, kemudian metastase ke
paru-paru.Adapun tempat metastase yang lainnya adalah termasuk sebagai berikut:
- Kelenjar adrenalin
- Ginjal
- Kulit
- Tulang
- Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan
system sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian peritoneal
sebelum pembedahan tumor dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan
dan sel kanker pecah menuju rongga peritoneal.PENATALAKSANAAN
- Pemeriksaan Laboratorium
Nilai hemoglobin dan hematokrit bisanya turun dengan indikasi anemia.
Hasil tergualac positif untuk accult blood pada feses memperkuat perdarahan
pada GL track. Pasien harus menghindari makan daging, makanan yang mengandung
peroksida (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam
sebelum diberikan feses specimen. Dua contoh semple feses yang terpisah ditest
selama 3 hari berurut-urut. Hasil yang negative sama tidak menyimpang
kemungkina terhadap Ca Kolorectal. Karsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin
dihubungkan dengan Ca Kolorectal, bagaimanapun hal ini juga tidak spesifik
dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit.
- Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor
dan mengidentifikasikan letaknya. Test ini menggambarkan adanya kebuntuan pada
isi perut dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Lubang kecil
kemungkinan tidak teridentifikasi dengan test ini. Computer tomografi (CT)
membantu memperjelas adanya massa dan bagian luar dari penyakit. Chest X – ray
dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
- Pemeriksaan Diagnosa Lainnya
Tim medis biasanya melakukan sigmoidscopy dan colonscopy untuk
mengidentifikasi tumor. Deteksi dini adalah cara untuk mengontrol Ca Kolorectal
dan keterlambatan dalam mencoba perawatan dapat mengurangi kesempatan untuk
bertahan hidup dan menguatkan kekwatiran klien dan keluarga klien. Proses
diagnosa secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan
kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk
bertanya dan mengungkapkan perasaannya selama proses ini. 2.
KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN
2.1 PENGKAJIAN
- Aktifitas dan istirahat
Gejala:
-
Kelemahan dan atau keletihan
-
Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam
hari, adanya factor yang mempengaruhi tidur.
Misalnya
adalah nyeri, ansietas, berkeringat malam.-
Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
-
Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan
dan tingkat stress yang tinggi.
- Sistem sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada saat
pergerakan kerja.Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah
- Integritas Ego
Gejala:-
Faktor stress (keuangan, pekerjaan, peruabahan peran) dan
cara mengatasi stress (misalnya merokok, minum alcohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
-
Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya
alopesia, lesi cacat pembedahan.
-
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa,
tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi.
Tanda:
Menyangkal, menarik diri dan marah.
- Eliminasi
Gejala;-
Perubahan pola defekasi (misalnya adanya darah pada feses,
nyeri pada saat defekasi)
-
Perubahan eliminasi urinarius (misalnya nyeri, rasa terbakar
pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih).
Tanda:
perubahan pada bising usus dan adanya distensi abdomen.
- Makanan/cairan
Gejala:-
Kebisaan diet buruk (misalnya diet rendah serat, tinggi
lemak, aditif, dan adanya bahan pengawet).
-
Anoreksia, mual dan muntah.
-
Intoleransi makanan.
-
Peruabahn pada berat badan, penurunan berat badan yang hebat,
dan berkurangnya masa otot.
Tanda:
perubahan pada kelembaban / turgor kulit.
- Neurosensori
Gejala: Pusing
dan sinkope.
- Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri atau
derajat bervariasi, misalnya ketidak nyamanan
ringan sampai yang berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
- Pernafasan
Gejala:
-
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang
merokok).
-
Pemajanan abses
- Keamanan
Gejala:-
Pemajanan pada kimia toksik dan karsinogen.
-
Pemajanan terhadap matahari yang lama / berlebihan.
Tanda:-
Demam
-
Rasa sakit atau ulserasi
- Seksualitas
Gejala:-
Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan
tingkat kepuasan.
-
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun.
-
Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini,
herpes genital.
- Interaksi social
Gejala:-
Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung.
-
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah)
-
Dukungan atau bantuan.
-
Masalah tentang fungsi dan tanggungjawab peran.
2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Konstipasi yang berhubungan dengan lesi obstruktif.
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi
jaringan sekunder akibat obstruksi.
3.
Resiko tinggi terhadap kurangnya volume cairan yang
berhubungan dengan seringnya muntah dan dehidrasi.
4.
Gangguan ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang
akan dijalani dan diagnosa kanker.
5.
Kurangnya pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan,
dan perawatan diri setelah pulang dari perawatan di rumah sakit.
2.3 INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Konstipasi yang berhubungan dengan lesi obstruktif.
Intervensinya
adalah:a.
Kaji bising usus dan catat gerakan usus termasuk frekuensi BAB, konsistensi feses terutama selama 3 – 5 hari
pertama dari terapi.
Rasional: Mendefinisikan masalah konstipasi adalah salah satu
manifestasi termudah dari neurotoksisitas.
b.
Berikan masukan cairan adekuat dengan cara peningkatan serat.
Rasional: Dapat menurunkan potensial terhadap konstipasi
dengan memperbaiki konsistensi feses dan merangsang peristaltic dapat mencegah
dehidrasi (diare).
c.
Berikan laksatif, pelunak feses, dan enema sesuai indikasi.
Rasional: Penggunaan profilaktik dapat mencegah komplikasi
lanjut pada beberapa pasien (misalnya: yang menerima alkaloid vinca dengan pola
defekasi buruk sebelum pengobatan atau penurunan mobilitas).
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi
jaringan sekunder akibat obstruksi.
Intervensinya
adalah:a.
Tentukan riwayat nyeri, misalnya: lokasi nyeri, frekuensi,
durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
Rasional: informasi dapat memberikan data dasar untuk
mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.
b.
Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya: reposisi,
gosokan punggung) dan aktivitas hiburan (misalnya: music dan televisi).
Rasional: meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan
kembali perhatian klien.
c.
Evaluasi penghilangan / control nilai aturan pengobatan bila
perlu.
Rasional: tujuannya adala control nyeri maksimum dengan
pengaruh minimum pada AKS.
3.
Resiko tinggi terhadap kurangnya volume cairan yang
berhubungan dengan seringnya muntah dan dehidrasi.
Intervensinya
adalah:a.
Pantau masukan, haluaran dan batasi cairan dan makanan per
oral untuk mencegah adanya muntah.
Rasional: keseimbangan cairan negative terus-menerus
menurunkan haluaran renal dan konsentrasi urine menunjukkan terjadinya
dehidrasi dan perlunya peningkatan penggantian cairan.
b.
Observasi turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa,
perhatikan keluhan pada pasien.
Rasional: indicator tidak langsung dari status hidrasi / derajat
kekurangan.
c.
Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai
toleransi individu.
Rasional: membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan
menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.
d.
Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional: pengukuran sensitive terhadap fluktuasi keseimbangan
cairan.
4.
Gangguan ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang
akan dijalani dan diagnosa kanker.
Intervensinya
adalah:a.
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Rasional: memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut
realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
b.
Pertahankan kontak yang sering dengan pasien. Bicara dengan
menyentuh pasien bila tepat.
Rasional: memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau
ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.
c.
Tingkatkan rasa dan lingkungan yang tenang.
Rasional: memudahkan istirahat, menghemat energi dan
meningkatkan kemampuan koping.
d.
Perhatikan koping tidak efektif, misalnya interaksi social
buruk, tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan sumber.
Rasional: mengidentifikasi masalah individu dan memberikan
dukungan pada pasien / orang terdekat dalam menggunakan ketampilan koping yang
efektif.
5.
Kurangnya pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan,
dan perawatan diri setelah pulang dari perawatan di rumah sakit.
Intervensinya
adalah:a.
Temukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya.
Tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri / sebelumnya atau pengalaman orang
lain yang mempunyai atau pernah mengidap kanker.
Rasional: membantu mengidentifikasi ide, dikap, rasa takut,
kesalahan persepsi dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker.
b.
Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata
tetapi sensitive. Jawab pertanyaan secara khusus, tetapi tidak memaksakan
secara detail tentang hal yang tidak perlu.
Rasional: membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan
informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya.
c.
Minta pasien untuk umpan balik verbal dan memperbaiki
kesalahan konsep tentang tipe kanker individu dan pengobatannya.
Rasional: kesalahan konsep tentang kanker lebih mangganggu
dari pada kenyataan dan mempengaruhi pengobatan / penurunan penyembuhan.3.
LITERATUR
Brunner &
Suddart. 2000. Keperawatan medical bedah
Vol. 2. Jakarta: EGC.Doengoes,
Maryllin. 2001. Rencana asuhan
keperawatan. Jakarta: EGC.Mansyoer Arif,
dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran
Jilid 1 Edisi ke tiga. Jakarta: Media Aesculapius.
|
Add caption |