Pengantar Manajemen Keperawatan
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain. (P. Siagian, 2000)
Sedangkan manajemen keperawatan
adalah proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989)
Jadi manajemen keperawatan adalah
suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber
yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat.
2.1.2 Fungsi Manajemen
1.
Perencanaan (planning), perencanaan merupakan
:
a.
Gambaran apa yang akan dicapai
b.
Persiapan pencapaian tujuan
c.
Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
d.
Persiapan tindakan – tindakan
e.
Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat
hanya dalam benak saja
f.
Tiap – tiap organisasi perlu perencanaan
2.
Pengorganisasian (organizing), merupakan
pengaturan setelah rencana, mengatur dan menentukan apa tugas pekerjaannya,
macam, jenis, unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
3.
Penggerak (actuating), menggerakkan orang –
orang agar mau / suka bekerja. Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena
perintah, tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi secara interval
4.
Pengendalian / pengawasan (controling),
merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai dengan rencana,
apakah orang – orangnya, cara dan waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi
agar kesalahan dapat segera diperbaiki.
5.
Penilaian (evaluasi), merupakan proses
pengukuran dan perbandingan hasil – hasil pekerjaan yang seharusnya dicapai.
Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah selesai kegiatan, sebelum,
sebagai korektif dan pengobatan ditujukan pada fungsi organik administrasi dan
manajemen.
Adapun
unsur yang dikelola sebagai sumber manajemen adalah man, money, material,
methode, machine, minute dan market.
2.1.3
Prinsip Manajemen
Prinsip – prinsip manajemen menurut
Fayol adalah
a.
Division of work (pembagian pekerjaan)
b.
Authority dan responsibility (kewenangan dan
tanggung jawab)
c.
Dicipline (disiplin)
d.
Unity of command (kesatuan komando)
e.
Unity of direction (kesatuan arah)
f.
Sub ordination of individual to generate
interest (kepentingan individu tunduk pada kepentingan umum)
g.
Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h.
Centralization (sentralisasi)
i.
Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j.
Order (ketertiban)
k.
Stability of tenure of personal (stabilitas
jabatan pegawai)
l.
Equity (keadilan)
m.
Inisiative (prakarsa)
n.
Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)
2.1.4
Proses Manajemen Keperawatan
Proses
manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan sistem terbuka dimana masing –
masing komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen
yaitu input, proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Input
dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personel, peralatan
dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari
tingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai ke perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output
adalah asuhan keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Kontrol
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang standar dan
akreditasi. Mekanisme timbal balik berupa laporan finansial, audit keperawatan,
survey kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
2.1.5 Prinsip – prinsip yang mendasari Manajemen
Keperawatan
a.
Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan
perencanaan karena melalui fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko
pengambilan keputusan, pemecahan masalah yang efektif dan terencana.
b.
Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui
penggunaan waktu yang efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
c.
Manajemen keperawatan akan melibatkan
pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan keputusan di berbergai
tingkat manajerial.
d.
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan poin utama
dari seluruh tujuan keperawatan.
e.
Manajemen keperawatan harus terorganisir.
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai
tujuan.
f.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan yang meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
g.
Divisi keperawatan yang baik memotivasi
karyawan untuk memperlihatkan penampilan kerja yang baik.
h.
Manajemen keperawatan menggunakan komunikasin
yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai.
i.
Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan
sebagai upaya persiapan perawat – perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi atau upaya manajer untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.
j.
Pengendalian merupakan elemen manajemen
keperawatan yang meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah
dibuat, pemberian instruksi dan menetapkan prinsip – prinsip melalui penetapan
standar, membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan.
Berdasarkan
prinsip – prinsip diatas maka para manajer dan administrator seyogyanya bekerja
bersama – sama dalam perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi – fungsi
manajemen lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.2 Metode Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah
sebagai suatu sistem (struktur, proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods,
1996).
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995)
mengidentifikasikan 8 model pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang
umum dilakukan di rumah sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer.
Karena setiap perubahan akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu
mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
a.
Sesuai dengan visi dan misi institusi
b.
Dapat diterapkan proses keperawatan dalam
asuhan keperawatan.
c.
Efisien dan efektif penggunaan biaya.
d.
Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan
masyarakat.
e.
Kepuasan kinerja perawat.
2.2.2 Tujuan
a.
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
b.
Mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c.
Menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan.
d.
Memberikan pedoman dalam menentukan
kebijaksanaan dan keputusan.
e.
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan
tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
2.2.3 Macam-macam metode Asuhan Keperawatan
Menurut
Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan:
1.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Fungsional
Model ini diterapkan pada saat perang dunia ke 2. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan
|
Perawat :
Pengobatan
|
Perawat :
Pengobatan
|
Perawat :
Pengobatan
|
Perawat :
Pengobatan
|
Pasien
|
2.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan
holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Kepala Ruangan
|
Staf Perawat
|
Staf Perawat
|
Staf Perawat
|
Pasien
|
Pasien
|
Pasien
|
3.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Primer
Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan dan
bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer
biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien
dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk mengadakan
komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan dan juga akan
membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer sedang tidak
bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain (associate
nurse)
Kepala Ruangan
|
Dokter
|
Sarana RS
|
Perawat Primer
Pasien
|
Perawat Pelaksana
evening
|
Perawat Pelaksana
night
|
Perawat Pelaksana
jika diperlukan
|
4.
Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Tim
Metode tim menggunakan
tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu ( Douglas, 1984).
Kepala Ruangan
|
Ketua Tim
|
Ketua Tim
|
Ketua Tim
|
Anggota
|
Anggota
|
Anggota
|
Pasien / klien
|
Pasien / klien
|
Pasien / klien
|
2.3 Interdisciplinary Rounds or Case Conference
2.3.1 Pengertian KonferensI
Merupakan
kegiatan berdiskusi kelompok untuk membahas hal-hal yang telah dilakukan pada
praktik klinik atau lapangan, tingkat pencapaian tujuan praktik klinik hari
tersebut, kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya, serta kejadian lain yang
tidak direncanakan, termasuk kejadian kegawatan klien yang harus dihadapi
peserta didik.
1. Konferensi klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi antara berbagai antar profesi
kesehatan seperti dokter, perawat dan ahli gizi yang membahas tentang
perkembangan pasien, ilmu-ilmu terbaru yang bertujuan dalam perkembangan
pelayanan kesehatan dan untuk kesehatan pasien.
2. Konferensi pra-klinik
Merupakan kegiatan berdiskusi kelompok tentang praktik klinik yang
akan dilakukan keesokan hari. Tujuan, cara pencapaian tujuan, dan rencana
tindakan (mulai dari fokus pengkajian, sampai kepada rencana evaluasi), serta
tambahan didiskusikan bersama.
2.3.2 Interdisciplinary Rounds Or Case Conference
Konferensi merupakan pertemuan tim yang
dilakukan setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah melakukan
operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.
konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi
gangguan dari luar.
Konferensi terdiri dari pre conference dan post conference yaitu :
1. Pre
Conference
Pre conference adalah komunikasi ka tim
dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift
tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang
dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari katim dan PJ tim(Modul MPKP, 2006)
2. Post
conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak lanjut).
Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006)
Tujuan Pre dan Post Conference :
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara
kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran
berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana
antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan
keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non
kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian
asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan
frustasi bagi pemberi asuhan (T.M.Marelli, et.al, 1997).
3. Peer
review
Peer Review adalah proses evaluasi diantara teman sekerja dan seprofesi
dengan kemampuan yang sama praktek. Mereka secara kritis mereview praktek
sejawatnya dengan menggunakan standar kinerja yang baku. Ini adalah
self-regulation dan mendukung prinsip autonomi. Peer review terdiri dari
sejawat yang memeriksa tujuan asuhan langsung dari sejawatnya dengan standar
yang khusus, indicator kritis dari asuhan yang ditulis oleh sejawat. Tujuan
peer review adalah untuk
mengukur akontabilitas, evaluasi dan meningkatkan pemberian asuhan,
identifikasi kekuatan dan kelemahan, mengembangkan policy yang baru atau
diubah.
2.4 Keselamatan Pasien
(Patient Safety)
Keselamatan pasien, yaitu upaya
perlindungan pasien dari hal-hal yang dapat membahayakan keselamatan pasien
seperti jatuh, kebakaran, dll.
a.
Pasien Safety
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.(Panduan
Nasional Keselamatan Pasien Rumah sakit, Depkes R.I. 2006)
b.
Universal precation
Tindakan pengendalian infeksi sederhana yang
digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien, setiap saat pada
semua tempat, pelayanan dalam rangka pengurangi resiko penyebaran infeksi
(Nursalam dan Ninuk, 2007).
Standar keselamatan
pasien wajib diterapkan rumah sakit dan penilaiannya dilakukan dengan
menggunakan Instrumen Akreditasi rumah Sakit. Standar Keselamatan Pasien
menurut (PMK No. 1691 tentang keselamatan
pasien Rumah Sakit) terdiri dari 7 standar yaitu :
Target 1 syarat 1
Identifikasi pasien secara tepat : tujuan dari sasaran
ini adalah untuk mendapatkan identifikasi yang setepatnya dari individu yang
menerima perawatan tersebut
Target 2
syarat 2
Meningkatkan
komunikasi yang efektif : komunikasi yang tidak efektif adalah hal yang paling
sering disebutkan sebagai penyebab dari kasus-kasus sentinel. Komunikasi harus tepat pada waktunya, akurat, komplit,
tidak rancu, dan di mengerti sang
penerima.
Target 3 syarat 3
Meningkatkan keamanan penggunaan obat yang membutuhkan
perhatian : manajemen obat-obatan yang tepat merupakan faktor penting dalam menjamin keselamatan pasien
Target 4 syarat 4, 5 dan 6
Mengurangi salah lokasi, salah pasien dan salah
tindakan operasi : tujuan dari target ini adalah untuk selalu mengenali tepat
lokasi, tepat pasien dan tepat tindakan.
Target 5 syarat 7
Mengurangi risiko infeksi : penelitian telah membuktikan bahwa melakukan petunjuk cuci tangan
akan mengurangi transmisi infeksi dari staff ke pasien. Hal ini akan mengurangi
insiden kesehatan yang berhubungan dengan infeksi.
Target 6 syarat 8
Mengurangi resiko pasien cedera karena jatuh : jatuh
menjadi salah satu bagian besar dari penyebab cederanya pasien yang sedang
dirawat dirumah sakit.
bagus sekali... untuk tambahan referensi dalam mengerjakan tugas-tugas manajemen keperawatan sebagai salah satu syarat dalam surat lamaran saya.
BalasHapusmakasih... untuk yang perlu info tentang CONTOH SURAT LAMARAN KERJA bisa di cek disitu..
salam manajemen, salam bersinergi.....