Selasa, 16 April 2013

LAPORAN PENDAHULUAN CA COLORECTI



 1.      KONSEP DASAR PENYAKIT
1.1  DEFINISI
Ca Colorectti (kanker kolorektal) atau kanker internal, lokasi yang paling umum atau area restosigmoid, rectum dan serum. Insiden puncak kanker kolorektal terjadi pada pasien berusia antara 50 – 60 tahun. Kanker kolon bisa dikaitkan dengan ulteractive colitis, granutama, adenoma dengan polip (KMB 2)
1.2  ETIOLOGI
1.2.1        Diet
Pada bangsa barat angka kejadian kanker tinggi dikarenakan kebiasaan makan makanan yang berlemak dan protein hewani, tidak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat, misalnya adalah sayur-sayuran. Karena makanan berserat bisa mencegah terkena kanker kolorectal.
Beberapa kelompok menyerankan diet yang mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan
Adapun makanan yang harus dihindari adalah sebagaimana tersebut di bawah ini:a.       Daging merah
b.      Lemak hewan
c.       Makanan berlemak
d.      Daging dan ikan goreng atau panggang
Sedangkan makanan yang dapat dikonsumsi dengan baik adalah sebagaimana tersebut di bawah ini:a.       Buah-buahan dan sayur-sayuran, khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis (misalnya: brokoli)
b.      Butir padi yang utuh.
c.       Cairan yang cukup terutama air.
1.2.2        Kelainan di kolon
a.       Adenoma di kolon (tumor jinak yang sering terdapat di kolon)
b.      Kolitis ulserativa (mempunyai resiko besar untuk terjadinya karsinoma kolon)
1.2.3        Herediter
Hasil penelitian menunukkan anak yang berasal dari orang tua yang menderita kanker kolorectal mempunyai frekuensi 3,5 kali lebih banyak daripada anak-anak yang orang tuanya sehat.1.3  TANDA DAN GEJALA
  1. Perubahan baru dan gejala:
  • Diare dan konstipasi.
  • Perubahan dalam frekuensi, waktu dan ukuran.
  1. Gajala tergantung pada lokasi tumor:
  • Kolon kanan
-          Anemia dan perdarahan saluran gastrointestinal
-          Nyeri abdomen
-          Penurunan berat badan
-          Kelamahan dan mual
  • Kolon sigmoid
-          Obstruksi
-          Perdarahan per rektum
  • Kolon kiri
-          Mukus dalam feses
-          Mual dan muntah
-          Konstipasi
-          Penurunan dalam jumlah feses
-          Darah bercampur dalam feses
-          Nyeri abdominal intermitten
  • Rectum
-          Perdarahan per rectum
-          Diare mucus
-          Perasaan evakuasi yang tidak menyeluruh
-          Tenesmus
-          Nyeri abdominal dan punggung bawah
1.4  PATOFISIOLOGI
Pada perubahan patologi, tumor dapat terjadi di tempat yang berada di dalam kolon mengikuti kira-kira pada bagian berikut ini (Sthrock, 1991):
  1. 20 % pada caecum dan colon assenden
  1. 10 % pada transfersum colon
  1. 15 % pada desending colon
  1. 20 % pada sigmoid colon
  1. 10 % pada rectum
Karsinoma kolorectal sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara perlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini penyebab dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam beberapa tempat tertentu pada lapisan dalam di perut, mencapai serosa dan mesluterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada di sekitarnya, kemudian meluas ke dalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada system sirkulasi. System sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada system sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh, kemudian metastase ke paru-paru.Adapun tempat metastase yang lainnya adalah termasuk sebagai berikut:
  1. Kelenjar adrenalin
  1. Ginjal
  1. Kulit
  1. Tulang
  1. Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan system sirkulasi, tumor kolon juga dapat menyebar pada bagian peritoneal sebelum pembedahan tumor dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker pecah menuju rongga peritoneal.PENATALAKSANAAN
  1. Pemeriksaan Laboratorium
Nilai hemoglobin dan hematokrit bisanya turun dengan indikasi anemia. Hasil tergualac positif untuk accult blood pada feses memperkuat perdarahan pada GL track. Pasien harus menghindari makan daging, makanan yang mengandung peroksida (tanaman lobak dan gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam sebelum diberikan feses specimen. Dua contoh semple feses yang terpisah ditest selama 3 hari berurut-urut. Hasil yang negative sama tidak menyimpang kemungkina terhadap Ca Kolorectal. Karsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca Kolorectal, bagaimanapun hal ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit.
  1. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Test ini menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Lubang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan test ini. Computer tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan bagian luar dari penyakit. Chest X – ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.
  1. Pemeriksaan Diagnosa Lainnya
Tim medis biasanya melakukan sigmoidscopy dan colonscopy untuk mengidentifikasi tumor. Deteksi dini adalah cara untuk mengontrol Ca Kolorectal dan keterlambatan dalam mencoba perawatan dapat mengurangi kesempatan untuk bertahan hidup dan menguatkan kekwatiran klien dan keluarga klien. Proses diagnosa secara umum meluas dan dapat menyebabkan kebosanan dan menumbuhkan kegelisahan pada pasien dan keluarga pasien. Perawat membolehkan klien untuk bertanya dan mengungkapkan perasaannya selama proses ini.       2.      KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
2.1   PENGKAJIAN
  1. Aktifitas dan istirahat
Gejala:
-          Kelemahan dan atau keletihan
-          Perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya factor yang mempengaruhi tidur.
Misalnya adalah nyeri, ansietas, berkeringat malam.-          Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
-          Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan dan tingkat stress yang tinggi.
  1. Sistem sirkulasi
Gejala              : palpitasi, nyeri dada pada saat pergerakan kerja.Kebiasaan        : perubahan pada tekanan darah
  1. Integritas Ego
Gejala:-          Faktor stress (keuangan, pekerjaan, peruabahan peran) dan cara mengatasi stress (misalnya merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual)
-          Masalah tentang perubahan dalam penampilan, misalnya alopesia, lesi cacat pembedahan.
-          Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan control, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri dan marah.
  1. Eliminasi
Gejala;-          Perubahan pola defekasi (misalnya adanya darah pada feses, nyeri pada saat defekasi)
-          Perubahan eliminasi urinarius (misalnya nyeri, rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih).
Tanda: perubahan pada bising usus dan adanya distensi abdomen.
  1. Makanan/cairan
Gejala:-          Kebisaan diet buruk (misalnya diet rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan adanya bahan pengawet).
-          Anoreksia, mual dan muntah.
-          Intoleransi makanan.
-          Peruabahn pada berat badan, penurunan berat badan yang hebat, dan berkurangnya masa otot.
Tanda: perubahan pada kelembaban / turgor kulit.
  1. Neurosensori
Gejala: Pusing dan sinkope.
  1. Nyeri/kenyamanan
Gejala:     Tidak ada nyeri atau derajat bervariasi, misalnya ketidak nyamanan
ringan sampai yang berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
  1. Pernafasan
Gejala:  
-          Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok).
-          Pemajanan abses
  1. Keamanan
Gejala:-          Pemajanan pada kimia toksik dan karsinogen.
-          Pemajanan terhadap matahari yang lama / berlebihan.
 Tanda:-          Demam
-          Rasa sakit atau ulserasi
  1. Seksualitas
Gejala:-          Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan.
-          Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun.
-          Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital.
  1. Interaksi social
Gejala:-          Ketidak adekuatan / kelemahan system pendukung.
-          Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah)
-          Dukungan atau bantuan.
-          Masalah tentang fungsi dan tanggungjawab peran.
 2.2  DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Konstipasi yang berhubungan dengan lesi obstruktif.
2.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
3.      Resiko tinggi terhadap kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan seringnya muntah dan dehidrasi.
4.      Gangguan ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan diagnosa kanker.
5.      Kurangnya pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah pulang dari perawatan di rumah sakit.
  2.3  INTERVENSI KEPERAWATAN
1.      Konstipasi yang berhubungan dengan lesi obstruktif.
Intervensinya adalah:a.       Kaji bising usus dan catat gerakan usus termasuk frekuensi BAB, konsistensi feses terutama selama 3 – 5 hari pertama dari terapi.
Rasional: Mendefinisikan masalah konstipasi adalah salah satu manifestasi termudah dari neurotoksisitas.
b.      Berikan masukan cairan adekuat dengan cara peningkatan serat.
Rasional: Dapat menurunkan potensial terhadap konstipasi dengan memperbaiki konsistensi feses dan merangsang peristaltic dapat mencegah dehidrasi (diare).
c.       Berikan laksatif, pelunak feses, dan enema sesuai indikasi.
Rasional: Penggunaan profilaktik dapat mencegah komplikasi lanjut pada beberapa pasien (misalnya: yang menerima alkaloid vinca dengan pola defekasi buruk sebelum pengobatan atau penurunan mobilitas).
2.      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi.
Intervensinya adalah:a.       Tentukan riwayat nyeri, misalnya: lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan tindakan penghilangan yang digunakan.
Rasional: informasi dapat memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi.
b.      Berikan tindakan kenyamanan dasar (misalnya: reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas hiburan (misalnya: music dan televisi).
Rasional: meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian klien.
c.       Evaluasi penghilangan / control nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional: tujuannya adala control nyeri maksimum dengan pengaruh minimum pada AKS.
3.      Resiko tinggi terhadap kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan seringnya muntah dan dehidrasi.
Intervensinya adalah:a.       Pantau masukan, haluaran dan batasi cairan dan makanan per oral untuk mencegah adanya muntah.
Rasional: keseimbangan cairan negative terus-menerus menurunkan haluaran renal dan konsentrasi urine menunjukkan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan penggantian cairan.
b.      Observasi turgor kulit dan kelembaban membrane mukosa, perhatikan keluhan pada pasien.
Rasional: indicator tidak langsung dari status hidrasi / derajat kekurangan.
c.       Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi individu.
Rasional: membantu dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan resiko efek samping yang membahayakan.
d.      Timbang berat badan sesuai indikasi.
Rasional: pengukuran sensitive terhadap fluktuasi keseimbangan cairan.
4.      Gangguan ansietas yang berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan diagnosa kanker.
Intervensinya adalah:a.       Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Rasional: memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosis.
b.      Pertahankan kontak yang sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat.
Rasional: memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak, berikan respek dan penerimaan individu, mengembangkan kepercayaan.
c.       Tingkatkan rasa dan lingkungan yang tenang.
Rasional: memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping.
d.      Perhatikan koping tidak efektif, misalnya interaksi social buruk, tidak berdaya, fungsi menyerah setiap hari dan kepuasan sumber.
Rasional: mengidentifikasi masalah individu dan memberikan dukungan pada pasien / orang terdekat dalam menggunakan ketampilan koping yang efektif.
5.      Kurangnya pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah pulang dari perawatan di rumah sakit.
Intervensinya adalah:a.       Temukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatannya. Tanyakan tentang pengalaman pasien sendiri / sebelumnya atau pengalaman orang lain yang mempunyai atau pernah mengidap kanker.
Rasional: membantu mengidentifikasi ide, dikap, rasa takut, kesalahan persepsi dan kesenjangan pengetahuan tentang kanker.
b.      Berikan informasi yang jelas dan akurat dalam cara yang nyata tetapi sensitive. Jawab pertanyaan secara khusus, tetapi tidak memaksakan secara detail tentang hal yang tidak perlu.
Rasional: membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya.
c.       Minta pasien untuk umpan balik verbal dan memperbaiki kesalahan konsep tentang tipe kanker individu dan pengobatannya.
Rasional: kesalahan konsep tentang kanker lebih mangganggu dari pada kenyataan dan mempengaruhi pengobatan / penurunan penyembuhan.3.      LITERATUR
Brunner & Suddart. 2000. Keperawatan medical bedah Vol. 2. Jakarta: EGC.Doengoes, Maryllin. 2001. Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.Mansyoer Arif, dkk. 2001. Kapita selekta kedokteran Jilid 1 Edisi ke tiga. Jakarta: Media Aesculapius.   
Add caption